Senin, 03 Oktober 2016

Cuaca Tidak Menentu dan Bencana Banjir Karena Ulah Para Pemodal dan Penguasa Zalim

http://www.balibudgethousing.com/wp-content/uploads/2014/10/4880659_20121108020050.jpg
sumber gambar: kaskus.co.id

Sekilas judulnya cukup aneh dan tidak berkaitan satu sama lain alias "gak nyambung", meskipun demikian saya bisa uraikan secara ilmiah, silahkan baca baik-baik tulisan ini.

Bumi ini akan hancur akibat dari ulah manusia itu sendiri, konflik, kerusakan, kerusuhan, pertumpahan darah tidak lain adalah akibat terbatasnya sumber daya alam. Bukannya manusia melestarikan dan menjaga ekosistem namun sebaliknya karena keserakahannya justru manusia merusaknya, sungguh manusia pandai namun bodoh, itulah saya sematkan kepada dua golongan manusia yang saya bagi yaitu kaum pemodal dan penguasa zalim.
Dua golongan perusak dan dua elemen yang
tak tepisahkan satu sama lain. Berawal dari prinsip ekonomi dengan modal yang sedikit menghasilan keuntungan yang optimal, begitulah prinsip kaum pemodal. Mereka pandai, ya benar sekali mereka pandai, dengan ilmu bisnisnya mampu memutar otak bagaimana melipatgandakan modal yang mereka miliki, bagaimana dapat menciptakan hegemoni dengan kekuatan modalnya.
Kita bisa tengok satu persatu, yang pertama perlu kita ketahui bahwa hutan adalah elemen terpenting di muka bumi selain sebagai penyerap air dan tempat tinggal makhluk hidup sebagai ekosistem terus berkesinambungan, hutan merupakan penyuplai oksigen, hutan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen yang mana itu adalah "nyawa" bagi manusia dan segala makhluk hidup yang ada di muka bumi ini, tanpa oksigen maka matilah manusia.
Dengan ganas nya para pemodal itu menggerus hutan-hutan dan mengubahnya menjadi perkebunan sawit, lebih parahnya banyak di antara mereka melakukan pembakaran hutan untuk memperluas lahan perkebunan nya, tak hanya itu pertambangan-pertambangan mineral dan batubara juga merusak lingkungan hutan. Jadi apa daya jikalau hutan-hutan kita semakin menyempit, hewan-hewan kehilangan tempat tinggalnya dan Suply oksigen berkurang.
Yang kedua kita bisa tengok ke desa-desa, sawah-sawah di pedesaan sudah di "kavling-kavling" oleh para pemodal, sawah-sawah milik petani di desa dengan segala cara dibeli oleh pemodal kemudian dibangun lah pabrik-pabrik industri-industri, para petani dan anak cucunya sudah tak punya lagi sawah sebagai lahan mata pencahariannya, sehingga mereka menjadi buruh pabrik di atas tanah yang dahulunya milik mereka, menjadi buruh dengan upah minimum. Oleh karena jumlah penduduk meningkat, pabrik semakin banyak dan perumahan semakin padat akhirnya penyempitan lahan pertanian sehingga produksi pangan berkurang yang memaksa pemerintah untuk mengimpor pangan. Sekali buruh-buruh meminta naik upah maka itu berarti biaya produksi akan naik sehingga harga pangan otomatis akan naik pula dan begitu seterusnya inflasi terjadi.
Pemodal asing cukup bermodalkan kepandaiannya dan uangnya, membangun industri otomotif di negeri kita, dengan tenaga buruh kita, dan bahan baku semua dari kita, kemudian dengan dibuatnya budaya kekinian dengan tren masa kini di media-media mereka, kita menjadi konsumen yang konsumtif akan produk-produk otomotif yang memenuhi jalan raya.
Lalu bagaimana peran dari penguasa yang zalim?
Demokrasi yang mahal ini memaksa calon penguasa harus mengeluarkan modal besar untuk mengikuti pemilihan umum, di sinilah peran pemodal memberikan modal kepada calon penguasa agar dapat terpilih menjadi penguasa, sehingga ketika sudah terpilih menjadi penguasa maka pemodal dapat mengendalikannya dan setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa tentunya adalah berpihak kepada kepentingan pemodal termasuk tapi tidak terbatas pada perizinan-perizinan usaha dari pemodal tadi yang telah merusak ekosistem dan mengurangi hutan, menyempitkan lahan pertanian, kemacetan jalanan, gas rumah kaca dan lain sebagainya.
Jalanan menjadi macet oleh karena banyaknya kendaraan bermotor berbahan bakan minyak maupun gas yang dibeli oleh masyarakat konsumtif negeri kita, padahal bahan baku, pembuatan dan pembuatnya dari kita sendiri namun yang dapat untung banyak para pemodalnya dari bangsa lain. Akibat dari gas emisi buang CO2 yang melimpah ruah polusi udara tersebut dan juga gas rumah kaca alias gas buang dari pabrik-pabrik milik pemodal tadi, yang seharusnya gas CO2 bisa diserap oleh pepohonan di hutan kita, karena hutan sudah dibabat dan lahannya dialihfungsikan, kini gas CO2 tidak lagi diserap atau pun diubah menjadi oksigen udara segar, sehingga gas CO2 menumpuk di atmosfer dan yang menghalangi pantulan sinar matahari yang menjadikan global warming atau pemanasan global, akibat dari pemanasan global inilah yang membuat cuaca tidak menentu, panas dan hujan tidak dapat diprediksikan seperti musim-musim terdahulu. Bencana Banjir bandang sering terjadi di daerah-daerah tertentu di sisi lain ada daerah yang mengalami krisis air akibat kemarau panjang.
Sungguh dahsyatnya ulah tangan manusia-manusia yang rakus akan kekuasaan dan harta.